27 Steps of May, Keheningan yang membuka ruang kosong
Film 27 Steps of May sudah ditunggu oleh banyak orang semenjak ada kabar masuk ke bioskop reguler. Film yang mulai tayang di festival film ini mengangkat tema trauma pasca kekerasan seksual, tema yang masih jarang diangkat di film Indonesia.
Spoiler
Film ini dimulai dari May (Raihaanun) yang sangat menikmati keceriaan pasar malam, pulang ke rumah dengan wajah bahagia, namun di tengah jalan pulang ia disergap oleh sekelompok pria yang melakukan perkosaan kepada May. May pulang ke rumah dengan wajah yang total berubah, wajah kepedihan karena umurnya masih 14 tahun, dan keperawanannya direnggut oleh 3 orang pria yang tak dikenal. Ayah May (Lukman Sardi) merasa bersalah dan menyalahkan dirinya sendiri sampai bertahun – tahun ke depan, dan May tidak pernah mengeluarkan satu kata pun semenjak kejadian itu sampai bertahun – tahun ke depan.
Ulasan
Film 27 Steps of May bisa dijadikan contoh untuk film yang tidak membutuhkan banyak dialog, banyak peran, banyak latar tempat dan latar suara. Film ini menonjolkan pesan non-verbal melalui ekspresi dan juga menonjolkan alur cerita yang bisa diselami oleh penonton. Suasana studio yang sunyi selama film berlangsung membuat penonton bisa mendalami kepedihan dari May maupun ayah May.
Pesan – pesan yang dikirim melalui detail adegan ataupun detail lain (Pakaian dan tempat) memunculkan ruang interpretasi, cerita yang dibangung blok demi blok membuat penonton tidak ingin melepas pandangannya dari May dan ayahnya.
Film 27 Steps of May adalah film yang seharusnya banyak beredar di industri film Indonesia, film yang mengangkat tema yang jarang diperbincangkan bisa disampaikan melalui film. Bagaimana sulitnya korban kekerasan seksual untuk lepas dari trauma, dan bagaimana keluarga yang sulit juga lepas dari menyalahkan diri sendiri adalah hal yang bisa dijadikan pelajaran untuk kita semua.
Film 27 Steps of May yang minim dialog membuka ruang interpretasi bagi penonton, termasuk saya.
May yang selalu melakukan rutinitas, selalu memakai baju putih, baju tertutup, tidak ingin keluar rumah, sampai makanan yang harus putih adalah cerminan dari trauma hasil kekerasan seksual yang dialami.
Pesan pesan tersirat seperti May yang tidak bisa bersuara selama bertahun - tahun, bisa diartikan dengan korban kekerasan seksual yang sangat menyimpan sakit di dalam dirinya. sakit, malu, dan takut. Sampai kumpulan perasaan negatif itu dituangkan dengan cara self harming untuk kasus May.
Ayah May yang berprofesi sebagai petinju/petarung adalah gambaran bagaimana kehidupan seorang ayah yang melimpahkan emosinya di tempat lain karena ketidaktahuan untuk melakukan apa untuk membawa anaknya kembali seperti semula, di sisi lain ayah May menjadi sosok yang lembut dan selalu menuruti permintaan anaknya untuk menjaga agar keadaan tidak lebih buruk.
Tindakan klenik dari teman ayah May (Verdi Solaiman) juga menggambarkan betapa masih dipercayanya aktivitas klenik di masyarakat, alih - alih memahami persoalan May dan membawa May ke tindakan yang lebih saintifik.
Pesulap (Ario Bayu) yang sangat bisa didebatkan apakah asli atau hanya ilusi di kepala May dan ayahnya, bisa juga diartikan dengan bagaimana seharusnya keluarga atau teman terdekat melakukan tindakan untuk mengobati trauma yang dialami oleh korban (May). Pesulap yang menghentikan rutinitas May, lalu memberikan emosi lain kepada May dengan menghibur dan mengajak untuk mengeluarkan rahasianya membuat film ini menarik di babak akhir film.
_____
Akhir kata, film 27 Steps of May adalah film yang bisa dijadikan referensi oleh penonton film Indonesia. Jangan berharap dengan tempo yang cepat, dialog yang banyak, dan musik yang mengisi sepanjang film. Film ini membuat kamu terus mengikuti sambil berfikir apa sebenarnya maksud dari setiap adegan di film.
Kamu harus datang ke bioskop untuk membeli tiket 27 Steps of May. Industri film di indonesia masih belum berani keluar dari tema horor, komedi, dan romansa.
Jika film seperti 27 Steps of May banyak peminat dari penjualan tiket, hemat saya, kedepannya akan banyak investor yang berani untuk investasi produksi film dengan genre drama yang mengangkat apa yang jarang diperbincangkan di dalam masyarakat. Dan pada akhirnya film Indonesia akan semakin variatif... dan semakin bagus.
Selamat menonton :)
Komentar
Posting Komentar