Langsung ke konten utama

ANTARA UANG DAN WAKTU

gambar hanya ilustrasi


Beberapa hari lalu gua naik taksi online dari rumah di Pondok Aren menuju Bandara Soekarno-Hatta. Di tengah perjalanan untuk mengisi kekosongan, gue mulai ngobrol sama pengemudinya.. Seorang laki-laki yang kalau dari belakang kelihatannya seusia gua, sekitar 28--35 tahun. Laki-laki yang kesehariannya adalah narik taksi online yang terdaftar di bandara.

Dari obrolan itu, ada hal yang akhirnya mendorong gua buat cerita ini. Bukan, bukan soal bau stella di mobilnya, tapi soal penghasilannya.

Bapaknya cerita kalau pendapatan sebulannya sekitar 17--20 juta. 17 juta, bersih! Pendapatan gua gak ada setengah pendapatan dia, sumpah.

17 juta itu dia dapat dari pola kerja kaya gini.. setiap hari mulai narik dari jam 5 subuh sampai jam 11 malam, 6 hari seminggu. Hari Minggu pulang ke rumah buat ketemu istri dan anak. Ya, dia pulang ke rumah cuma seminggu sekali.

Terus setiap hari tidur di mana? tidur di mobil. Di mobil yang sedikit dibuka kacanya, dan setiap pagi mandi di pom bensin.

Ketika gua cuma dengar jumlah, hal yang kepikiran pertama adalah.. ini gua yang kurang 'keras' kerjanya? atau salah tempat kerja?

Tapi.. ketika gua denger apa yang dia lakukan buat dapetin pendapatan segitu, gua jadi berhati-hati sama pikiran gua sendiri.

Apa gua bisa ketemu keluarga cuma seminggu sekali? Kayanya gak bisa. Kalau perihal mandi pagi di pom bensin sih gua bisa dan emang pernah waktu kuliah.

Sambil melihat pohon kelapa yang berjejer di kiri jalan tol menuju bandara, gua kepikiran memang selalu ada pertukaran dari pilihan kita di dunia ini. Kalau milih uang, kita bakal kehilangan waktu. Kalau milih waktu, mungkin uangnya nggak sebanyak itu.

Mengaca ke hidup gua yang di hari kerja cuma punya waktu 2-3 jam buat main sama anak sebelum dia tidur, gua ngerasa itu aja kadang gak cukup, apalagi kalau harus ketemu cuma seminggu sekali. Dengan alasan itu.. gua merasa cukup dengan apa yang gua dapat hari ini.

Sampailah gua di bandara. Turun dari mobil, jalan ke belakang untuk ambil koper di bagasi. Tidak lupa bilang "terima kasih" untuk jasa pengantaran dan jasa "refleksi" kehidupannya.

Kemudian gua jalan menuju gate 4 sambil menggulir X di HP. Dan gak sengaja lihat headline berita kalau Sri Mulyani pernah naikin gaji PNS di Kementerian Keuangan sebanyak 300% agar gaji mereka gak habis dalam 2 minggu.

Fak.. Kayanya gua salah tempat kerja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulas Film : Aladdin

                              Will Smith Steal The Show, Aladdin and Jasmine Steal The Heart Sinopsis : Film Aladdin adalah film Live-Action Disney yang kesekian kalinya, bercerita tentang pemuda yatim piatu miskin yang tinggal di sebuah kota bernama Agrabah dan hanya ditemani dengan seekor monyet cerdik bernama Abu. Suatu hari, Aladdin bertemu dengan Putri Kerajaan yaitu Putri Jasmine yang sengaja menyembunyikan identitasnya di kerumunan pasar. Putri Jasmine adalah anak dari Raja Kerajaan Agrabah, kerajaan yang juga memiliki penasihat kerajaan yang secara tersembunyi memiliki keinginan jahat untuk menguasai kerajaan dengan cara mencari Lampu Ajaib yang konon bisa mengabulkan segala permintaan. Pertualangan dimulai ketika Aladdin lah orang yang bisa menemukan lampu ajaib tersebut terlebih dahulu dari penasihat kerajaan Agrabah. Ulasan : Aladdin adalah film Live-Action Disney yang hadir ke layar bioskop setelah Dumbo dan Christopher Robin. Layaknya Film Live-Action Di

Refleksi

Pernah Mendengar kalimat " Buah Jatuh tidak jauh dari Pohonnya " ?     Dulu, aku tidak percaya kalimat itu saat melihat sosok Orang Tua ku yang ada di rumah, dan membandingkannya dengan Orang Tua lain. Peran Orang Tua yang aku lihat pada orang lain sangat mirip dengan peran Orang Tua yang aku lihat di Film yang genre-nya adalah keluarga, film yang akhirnya selalu bahagia. Aku ingin menjadi orang hebat, orang yang bisa menasehati anaknya dengan baik, bisa memberi semangat anaknya jika sedang jatuh. Aku ingin menjadi orang yang selalu memenuhi keinginan anaknya, tanpa harus menangis atau memeram diri di dalam kamar terlebih dahulu. Aku ingin menjadi orang dengan gelar dibelakang namanya, gelar pertama, kedua, ketiga, bahkan keempat. Aku ingin menjadi orang yang selalu dibicarakan oleh orang lain, orang yang selalu digantungi oleh orang lain karena jasa - jasanya yang besar. Sayangnya, dulu, semua itu aku lihat ketika aku berada di luar rumah. Tidak didalam rumah

this is all about who i am

My name is zein and i'm not a terrorist , yah memang benar itu nama saya tapi bukan terrorist itu hanya cuplikan kata dari sebuah film yang tidak usah saya sebutkan judulnya apalagi para pemainnya.   Nama lengkap saya Zein Fadhlurrahman atau sebut saja bunga eh maaf maksut saya adun. Nama yang sangat lucu dan tidak mempunyai arti apa-apa, konon katanya nama adun itu diberikan ketika saya masih kecil dan masih polos yang jauh berbeda dari sekarang ketika saya sudah dewasa , nama itu diberikan karena tadinya panggilan saya adalah Fadhlur, nama tengah saya. Mungkin karena susah dalam penyebutannya dan memang tidak pantas diucap oleh sembarang orang,  jadinya mereka memanggil saya adun. Dan sampai sekarang dengan tidak adanya tindakan yang tegas dari saya dan orang tua saya malah meng-IYA-kan saja perbuatan keji itu, jadi nama saya dirumah adalah adun (anak dukun). Saya dilahirkan dari keluarga yang sangat berkecukupan tapi itu dulu sebelum saya dilahirkan, ketika say